Sejarah singkat Gunung Putri Desa Jingkang dan Desa Kalitapen


Sejarah Gunung Putri by Romo Sumeri Carwin



 Ki Kartadi (kuncen Gunung Putri) dengan  Moh Cipto Waluyo, S.AP S.Pd

ASAL MUASAL
Menurut cerita dahulu kala ada 2 kerajaan yang mengawali asal muasal terjadinya nama Gunung Putri. Dimana cerita ini sudah hampir tidak dikenal lagi dikalangan warga masyarakat sekitar dikarenakan kepedulian terhadap generasi penerus terhadap informasi sejarah mengenai Gunung Putri. Untuk itu kami sampaikan informasi yang saya dapat dari orang - orang terdahulu.




Romo Sumeri Carwin (Narasumber / Sejarawan Gunung Putri)


KISAH KERAJAAN PAJAJARAN
Alkisah diceritakan bahwa dikerajaan Pajajaran mempunyai beberapa putra mahkota. Dimana semuanya berpotensi menjadi raja berikutnya. Nama para pangeran itu yaitu :
1.       Banyak Catra
2.       Banyak Blabur
3.       Banyak Ngangsar
4.       Banyak Ngampar
Selayaknya para anak raja, mereka mempunyai seorang guru yang sangat sakti dan hebat. Baik ilmu beladiri / olah kanuragan maupun olah kejiwaan. Semua belajar dengan sangat rajin dan serius sehingga tumbuhlah menjadi pemuda – pemuda yang mumpungi.
Alkisah diceritakan bahwa yang akan menjadi raja adalah putra sulung yaitu Pangeran Banyak Catra. Namun dalam kenyataanya ada sang adik yang ingin menjadi raja sehingga terjadi perebutan gelar putra mahkota, dengan berbagai pertimbangan akhirnya sang raja memberikan tugas kepada semua putra – putranya untuk melakukan semedi disuatu tempat menurut instruksi sang Guru.
Kisahpun berlanjut. Para pangeran melakukan semedi atas dasar perintah dari sang raja. Semua menjalani dengan sangat serius, namun disini dipilihlah yang terbaik dari yang baik. Para remaja tanggung itu memang remaja yang hebat – hebat. Alkisah semedi yang paling sempurna jatuh pada pangeran Banyak Catra, sehingga sang guru menghampirinya dalam ghaib dan memberikan cinderamata berupa Cincin Perubah Wujud. Dimana bila cincin itu dipakai maka akan berubah menjadi seekor kera dengan julukan LUTUNG KASARUNG.
Untuk menjadi seorang raja tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Seorang raja yang hebat haruslah raja yang punya pengalaman / petualangan yang luas dan mempunyai seorang permaisuri yang hebat pula. Untuk melengkapi persyaratan itulah kemudian Pangeran Banyak Catra diperintahkan ayahnya untuk mengadakan petualangan.
Alkisah diceritakan bahwa dalam berpetualangan tidak boleh menunjukan jatidiri pada orang lain, sehingga perjalanan petualang ini dilakukan seorang diri dan menyamar menjadi orang biasa dengan nama KAMANDAKA. Setelah beberapa tahun sampailah kamandaka di kerajaan PASIR. Letaknya di Karang Lewas PURWOKWERTO. Disana kamandaka menjalani kehidupan layaknya rakyat biasa.
KISAH KERAJAAN PASIR LUHUR
Diceritakan bahwa dikerajaan Pasir sang Raja memiliki 9 anak, dan semuanya putri. Diantaranya yang dikenal yaitu :
·         Dewi Purba Larang
·         Dewi Purba Sari
·         Dewi Rantam Sari
Dari kesembilan itu yang paling menarik dan yang paling cantik adalah putri yang terakhir yaitu Dewi Rantam Sari, karena paling cantik dan paling menarik itulah dewi Rantam Sari mendapat julukan Dewi CIPTOROSO yang artinya seorang dewi / putri yang dapat menCIPTAkan RASA suka dan tertarik jika melihatnya.
BERTEMUNYA KAMANDAKA & DEWI CIPTO ROSO
Alkisah diceritakan bahwa suatu hari sang Dewi Cipto Roso berjalan – jalan di lingkungan kerajaan, dan pada suatu tempat ada seorang pemuda yang sedang mengadu jago dipasar, melihat Dewi Cipto Roso berjalan – jalan. Karena kecantikan paras dan perilakunya akhirnya sang pemuda yaitu KAMANDAKA menaruh hati pada DEWI CIPTO ROSO yang telah menciptakan rasa suka dan cinta dihatinya.
Sang pemuda yaitu kamandaka merasa penasaran dengan kecantikan sang Dewi Cipto Roso, sehingga terus menerus mencari informasi dan cara untuk dapat mendekatinya. Diceritakan pada suatu hari di tempat untuk bersantai oleh Dewi Cipto Roso, ia melihat ada monyet sendirian yang berkeliaran disekitar tempatnya sehingga memerintahkan prajurit untuk menangkapnya. Memang hal tersebut yang diinginkan si monyet maka monyet pun dengan senang hati ditangkap dan dijadikan teman bermain oleh Dewi Cipto Roso.Pada saat Dewi Cipto Roso sendirian, si monyet LUTUNG KASARUNG berubah menjadi sosok pemuda yang sangat tampan bernama KAMANDAKA. Akhirnya mereka saling menaruh hati dan saling mencintai.
Raja Pasir merasa janggal dan curiga melihat putri bungsunya mempunyai kegemaran ngobrol dengan seekor monyet yang ternyata bukan monyet sembarangan. Monyet itu akan berubah menjadi manusia hanya bila berdua saja dengan Dewi Cipto Roso.
ALASAN TIDAK DIRESTUI HUBUNGAN KAMANDAKA & DEWI CIPTO ROSO
Seperti pepatah bahwa “Sepandai – pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga” sepintar pintarnya menyembunyikan jati diri si monyet akhirnya ketahuan jugaoleh raja pasir  bahwa monyet itu adalah monyet yang dapat berubah menjadi manusia. Raja Pasir sangat marah dan tidak setuju anak bungsunya berpacaran dengan rakyat biasa yang bukan keturunan raja apalagi monyet KAMANDAKA juga dikenal seorang pencuri handal dijuluki MALING JULIG.
Suatu ketika pada waktu monyet LUTUNG KASARUNG berkunjung ketempat Dewi Cipto Roso, digrebeglah si monyet itu akan dibunuh, tapi berkat kelinuwihan ilmunya si monyet lutung kasarung akhirnya berubahlah menjadi kamandaka. Kamandaka berusaha menghindari perkelahian dengan berlari terus sampai di tepi sungai. Karena terdesak akhirnya Kamandaka / Banyak Catra terjun kesungai yang sangat dalam tersebut. Diceritakan bahwa sungai tersebut ternyata ada penguasa yang menghuninya yaitu seekor naga yang sangat buas. Melihat ada mangsa manusia terjun kesungai, sang naga pun dengan sigapnya langsung menerkam, tetapi karena kamandaka memang pemuda yang cukup tinggi ilmu beladirinya akhirnya kamandaka dan ular naga pun bertanding sampai naga tersebut mati. Kematian naga tersebut berubahlah menjadi sebatang ranting yang bila dipakai tidak merasa diair, tetapi seperti biasa saja di daratan. Hal inilah yang menyebabkan salah satu factor Kamandaka menjadi selamat dari kepungan Prajurit Kerajaan Pasir.
DIJODOHKAN DEWI CIPTO ROSO & PRABU PULE BAHAS
Sebagai ayah, Raja Pasir sangat malu putri terakhirnya pacaran dengan orang biasa, sehingga diperkenalkan Dewi Cipto Roso dengan seorang raja dari cilacap yang bernama PRABU PULE BAHAS.
Diceritakan bahwa pinangan prabu Pule Bahas dengan sangat terpaksa diterima oleh Dewi Cipto Roso. Pernikahan akan segera dilaksanakan tetapi Dewi Cipto Roso mengajukan syarat atas usulan dari LUTUNG KASARUNG. Syarat itu adalah Prabu Pule Bahas supaya menggelar kain putih dari Kerajaan Pasir sampai Cilacap. Karena sangat ingin memilikinya maka Prabu Pule Bahas pun ternyata berhasil melaksanakannya. Akan tetapi ternyata pada saat penggelaran kain selesai munculah seekor monyet yang menyerang Prabu Pule Bahas sampai kocar – kacir. Alkisah diceritakan bahwa Prabu Pule Bahas akhirnya digulung jasadnya oleh Lutung Kasarung atau Banyak Catra sampai ke Cilacap dan masuklah jasad Prabu Pule Bahas ke Laut Selatan sehingga berubah menjadi BUAYA PUTIH.
Kabar berita kematian Prabu Pule Bahas sontak membuat para prajurit dan rakyatnya marah kepada Kerajaan Pasir. Akhirnya prajurit dari Kerajaan Cilacap menyerang Kerajaan Pasir dengan adu tanding sesame prajurit denggan saling BERADU atau GOL – GOLAN di dekat kerajaan Pasir. Sehingga tempat tersebut sampai sekarang di namakan DESA PEJOGOL.
DIJODOHKAN DEWI CIPTO ROSO & ADIPATI MRUYUNG
Sang Raja Pasir tidak kehabisan akal untuk menikahkan putrinya yaitu Dewi Cipto Roso. Diceritakan bahwa Raja Pasir akhirnya menjodohkan Dewi Cipto Roso dengan bangsawan dari Ajibarang yang bernama ADIPATI MRUYUNG. Diceritakan bahwa Adipati Mruyung adalah orang yang sangat kaya dan sakti. Kesaktiannya belum ada yang mengalahkannya. Adipati Mruyung meminang Dewi Cipto Roso dengan membawa berbagai macam hasil bumi yaitu sembako dengan jumlah yang sangat banyak.
Adipati Mruyung meminang Dewi Cipto Roso tapi sebelum sampai di kerajaan Pasir rombongannya dihadang oleh seekor monyet LUTUNG KASARUNG yang ternyata adalah Kamandaka. Kamandaka berusaha keras membubarkan rombongan Adipati Mruyung. Meskipun seorang diri ternyata Kamandaka berhasil memaksa dan memukul mundul rombongan Adipati Mruyung sampai  babak belur. Disuatu tempat diceritakan bahwa sembako BERAS yang dibawa oleh rombongan Adipati Mruyung sampai tumpah berhamburan, tempat itu sampai sekarang disebut dengan nama GERBEAS. Rombongan Adipati Mruyung mundur terus sampai disuatu tempat Cabe/Lombok CENGIS yang dibawanya tumpah juga, dan sampai sekarang tempat tersebut diberi nama KARANG CENGIS, ada di Desa Lesmana. Kekalahan yang dialami Adipati Mruyung sangat parah, pertarungan dengan Kamandakapun sangat sengit dan berakhirnya pertarungan ini ketika Adipati Mruyung meninggal dunia.
Alkisah setelah pertarungan berakhir Kamandaka lari kearah selatan dan istirahat untuk melaksanakan solat DUHUR di waktu LINGSIR /sianghari, konon tempat tersebut dikenal dengan nama PASIR LUHUR, ada di Desa Sawangan.
Meninggalnya Adipati Mruyung dimakamkan dengan baik oleh penduduk Desa Ajibarang. Konon menurut cerita siang hari dimakamkan dan tengah malam keluar suara meledak yang ternyata adalah jasad Adipati Mruyung yang keluar dari pemakamannya. Oleh warga sekitar dikubur/dimakamkan kembali pada siang hari dan keluar lagi pada tengah malam, berulang dan berulang sampai akhirnya sampai sekarang dibiarkan tetap berada diatas pemakaman sampai mengeras dan membatu. Menurut cerita yang beredar hal ini terjadi karena Adipati Mruyung semasa hidupnya menggunakan SUSUK untuk kesaktiannya dan bumi tidak mau menerima jasad orang yang memakai susuk. Ceritapun berlanjut.
MINGGATNYA DEWI CIPTO ROSO DARI KERAJAAN PASIR
Dewi Cipto Roso merasa sakit hati karena cintanya tidak direstui dan sangat tidak senang jika dirinya selalu dijodohkan oleh orang tuanya. Diceritakan karena galaunya hati Dewi Cipto Roso akhirnya kabur dari kerajaan untuk pergi mencari cintanya. Disuatu tempat sampailah ditempat yang sangat bagun pemandangannya, dalam bahasa jawanya “jan genoh koh di SAWANG – SAWANG apik tenan” maka untuk mengenang tersebut yang indah maka di kasih nama SAWANGAN. Perjalanan terus dilakukan sampai akhirnya Dewi Cipto Roso kelelahan dan duduk – duduk /MUNGGUH – MUNGGUH ditempat yang lumayan tinggi, dan sampai sekarang tempat itu diberi nama MUNGGUHAN.
Perjalanan terus dilakukan di pedesaan dan sampailah Dewi Cipto Roso di hutan Belantara. Didalam hutan karena berjalan terus menerus akhirnya kecapean dibawah kayu besar yang rindang dengan duduk diatas batu elips. Sambil menangis Dewi Cipto Roso pun berbicara sendiri mengenai nasibnya.
Kepergian Dewi Cipto Roso tanpa pamit pada ayahandanya yaitu Raja Pasir sangat membuat kehilangan. Raja Pasir yang tidak lain yaitu ayah Dewi Cipto Roso memerintahkan prajurit untuk mencarinya, sampai pada suatu tempat dihutan belantara,  para prajurit menanyakan kepada orang yang sedang mencari kayu bakar dihutan. Orang tersebut memberitahu kalau dia melihat seorang wanita cantik duduk – duduk di bawah pohon besar sambil menangis dan berbicara (CENTENG – CENTENG) membicarakan nasibnya sendiri. Setelah diperiksa ternyata Dewi Cipto Roso sudah pergi dari tempat tersebut, karena tadi terdengar CENTENG – CENTENG orang berbicara maka tempat itu di kenal dengan nama WATU KENTENG. Konon cerita batu yang digunakan untuk duduk Dewi Cipto Roso oleh prajurit di tandai dengan cara dibuat lubang ditengah seperti LESUNG. Menurut mitos ada yang mengatakan barang siapa yang dapat mengangkat BATU tersebut 3x sampil bersila, maka kelak akan menjadi orang sukses. Sampai sekarang WATU KENTENG tetap masih ada tapi Batunya sudah tidak ada lagi karena ada yang mengambilnya.
MURCA (MENGHILANG DENGAN TUBUHNYA) DI PUNCAK GUNUNG PUTRI
Perjalanan Dewi Cipto Roso terus naik kepuncak gunung, disana sang Dewi Cipto Roso bersemedi meminta petunjuk kepada yang Kuasa. Pada saat itulah prajurit menemukanya tetapi Dewi Cipto Roso tidak mau kembali ke Kerajaan Pasir. Dengan seijin yang maha kuasa akhirnya Dewi Cipto Roso dihilangkan dari pandangan mata manusia / MURCA (Menghilang dengan jasadnya di puncak gunung). Menghilangnya jasad dengan penuh sehingga Dewi Rantam Sari/ Dewi Cipto Roso mendapat julukan nama yaitu Dewi SITI RAHAYU. Mulai saat itulah dinamakan GUNUNG PUTRI.
KISAH SELANJUTNYA TENTANG KAMANDAKA
Diceritakan di Kerajaan Pasir sang raja mengadakan sayembara untuk menangkap dan membunuh Kamandaka. Banyak para pendekar sakti mengikutinya tapi semuanya kembali sia – sia, tidak ada yang berhasil.
Suatu hari ada seorang pemuda yang mengikuti sayembara dan menyatakan SANGGUP untuk menangkap dan membunuh Kamandaka/Banyak Catra, pemuda pemberani itu bernama Banyak Blabur.singkat cerita Banyak Blabur pun mulai melakukan pengelanaan untuk menangkap dan membunuh Kamandaka.
Diceritakan suatu hari Banyak Blabur mendapati Kamandaka dan tanpa banyak basa – basi langsung menangkapnya, namun karena sama – sama mempunyai ilmu beladiri yang tangguh mereka pun kejar – kejaran / SLASAP – SLUSUP saling menghindari serangan. Proses ini cukup lama sehingga banyak yang menandai sekitar lokasi dengan nama PANUSUPAN.
Pertarungan  terus berlangsung antara Banyak Blabur dengan Kamandaka, mereka bertanding sama kuatnya saling beradu ilmu kanuragan dan kadigdayaan sehingga sekitar lokasi tersebut sampai sekarang dinamakan KLAPA GADING. Lokasi ini menjadi nama desa yang ada di Kec. Wangon.
Disuatu tempat pertarungan terus berlangsung, sesekali mereka saling ejek dan saling Tanya, tentang maksud dan tujuan mereka bertarung. Disuatu lokasi bebatuan Kamandaka dan Banyak Blabur saling NITENI / mengingat – ingat untuk kedepan tentang pertarungan sengit tersebut. Tempat tersebut menurut cerita di namakan WATU KENITEN.
Bertarung dengan tidak ada yang kalah membuat mereka mengalami kecapean. Disuatu tempat mereka menjumpai ada batu besar, disitulah Banyak Blabur berdiri di bawah batu dan Kamandaka berdiri diatas batu besar. Konon Kamandaka berkata “Kalau kamu berani, sini naik keatas kita tanding. Aku adalah Banyak Catra putra mahkota Raja Pajajaran”, mendengar kamandaka berkata seperti itu, maka Banyak Blaburpun berkata “Kalau kamu berani, turun sini dan bertanding, dan jika kamu Banyak Catra putra Raja Pajajaran, maka ceritakan siapa saja saudara Banyak Catra dan tunjukan senjata identitas kerajaan”. Mendengar Banyak Blabur berkata seperti itu, maka Kamandaka menjawab”aku memang Banyak Catra, adikku bernama Banyak Blabur, Banyak Ngangsar, Banyak Ngampar. Dan ini senjata kerajaanku yaitu KUJANG”. Melihat Kamandaka dapat menyebutkan dan menunjukan bukti dirinya sebagai anak raja Pajajaran, maka Banyak Blabur pun terkejut karena mengetahui ternyata Kamandaka adalah Banyak Catra yang tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri. Akhirnya mereka saling berpelukan dan bercerita berbagai kejadian yang telah terjadi. Batu besar yang menjadi saksi pertemuan Banyak Catra dengan Banyak Blabur diberi nama WATU SINOM, karena bertemu dengan saudara muda / kadang Anom.
Banyak Blabur menceritakan maksud dan tujuannya mencari kakaknya Banyak Catra, yaitu untuk menjemput kakaknya pulang karena akan dinobatkan sebagai raja pajajaran.
Sebelum Banyak Catra kembali ke Pajajaran, Banyak Blabur menceritakan pada Banyak Catra bahwa dirinya sedang mengikuti sayembara untuk membunuh Banyak Catra, dan sebagai bukti supaya membawa hatinya. Akhirnya Banyak catra mencari ide hingga akhirnya melihat seekor anjing lewat.  Anjing itu akhirnya oleh Banyak Blabur ditangkap dan diambil hatinya.
Banyak Catra dan Banyak Blabur bersama – sama kembali ke Pajajaran tapi Banyak Blabur mampir dahulu ke Kerajaan Pasir untuk memberikan informasi  bahwa Banyak Catra sudah dibunuh dan hatinya dibawa sebagai bukti. Yang ternyata hal tersebut tidak pernah terjadi. Setelah selesai urusannya maka Banyak Blabur pun menyusul kakaknya, Banyak Catra kembali ke Pajajaran.
NAMA – NAMA TEMPAT YANG ADA DI GUNUNG PUTRI
1.       Panembahan Gunung Putri



 foto didepan panembahan

Merupakan tempat akhir Dewi Rantam Sari / Dewi Cipto Roso / Dewi Siti Rahayu MURCA / menghilang dengan tubuhnya. Sampai sekarang tempat ini dibangun Petilasan untuk mengenangnya, berupa Gubug yang didalamnya terdapat satu buah kursi. Konon dipercaya kursi itu digunakan Dewi Cipto Roso ketika mewujudkan diri untuk istirahat. 

2.       Watu Kenteng



Tempat persinggahan Dewi Cipto Roso sambil duduk diatas batu. di mitos batu itu dipercaya membawa hoki jika dapat mengangkat 3 kali sambil duduk sila. 
3.       Mujan
Yaitu tempat untuk melakukan PAMUJAAN. Dahulu kala tempat ini sering sekali ada Sajian / SAJEN apalagi untuk meminta hujan. Di Mujan ini sampai sekarang masih ada mitos bahwa jika kebetulan dimujan bias menjumpai berbagai buah – buahan yang sebenarnya tidak ada, maka siapa yang memergokinya harus makan ditempat, tidak boleh ada sedikitpun yang dibawa pulang.
4.       Curug Laban
Dulunya ada curugnya dan disekitarnya ada pohon LABAN yang besar.
5.       Curug Bandungan
Disini adalah curug yang jumlahnya ada 2 berjajaran
6.       Curug Ketek
Dulunya ada curug yang disekitarnya sangat disukai monyet / ketek  untuk tinggal disana.
7.       Watu Meja
Watu meja yaitu suatu lokasi yang terdapat batu besar dan rata seperti meja.
8.       Joglo
Adalah batu yang berdiri miring (NJOGLOG)  sebagai tempat menaruh Sentir / Diyan / DAMAR (penerang) pada gunung dammar, penerang ini adalah penerang ghaib yang masih suka muncul sampai sekarang, letaknya disebelah timur gunung dammar.
9.       Gunung Damar
Lokasi perbukitan yang ada Sentir / Diyan / DAMAR (penerang) yang kadang menyala sendiri jika dimalam – malam tertentu
10.   Dukuh Suwung
Yaitu suatu tempat pedukuhan yang terletak disebelah curug bandung, disana tidak ada tanaman yang dapat menghasilkan makanan / Kosong / SUWUNG.
11.   Rata Duren
Suatu lokasi di bawah Mujan yang tempatnya Rata terdapat pohon Durennya.
12.   Rata Kunci
Suatu tempat sebelah utara hutan yang arealnya rata, dulu dikelola oleh Juru Kunci panembahan Gunung Putri. Juru kunci itu bernama MBAH MIRKASAN. Juru kunci sekarang bernama MBAH KARTADI asli orang Grumbul Wanarata Desa Kalitapen Kec. Purwojati.
13.   Wana Rata
Yaitu lokasi hutan Gunung Putri yang rata. Lokasi ini sekarang sudah digunakan sebagai pemukiman.
14.   Polestri
Yaitu tempat di sebelah Rata Kunci yang khusus ditanami Pepohonan yang menghasilkan buah - buahan
15.   Bedeng
Tempat peristirahatan / gubug yang dibangun bersama oleh warga dan pemerintah. Sekarang bedeng ini sudah tidak ada tapi lokasi tetap masih dikenal dengan nama bedeng.
16.   Pegandonan
Yaitu suatu tempat yang dulu sering digunakan oleh anak – anak penggembala untuk bermain GANDON.
17.   Telak Gancet
Yaitu suatu tempat sebelah barat BEDENG yang terjal bebatuan. Biasanya tempat ini sebagai tempat favorit para pengendara TRIAL karena medannya yang sering menjempit (GANCET) roda para pengendara TRIAL.
CERITA LAIN MENGENAI GUNUNG PUTRI
v  Menurut mitos karena sang penunggu yaitu Dewi Rantam sari / Dewi Cipto Roso / Dewi Siti rahayu adalah orang yang sedang putus cinta / galau masalah percintaan maka ada yang melarang :
a.       Membawa kekasih ke Gunung putri
b.      Berpacaran di Gunung Putri
Siapa yang melanggarnya lambat laun pasti akan terputus dengan sendirinya. Tetapi apabila ke Gunung Putri masih dalam proses suka, maka akan lebih dekat hubungannya.
v  Menurut sebagian kepercayaan warga, Gunung Putri merupakan tempat untuk mengukur dan memprediksi masa depannya akan berjalan mulus apa tidak. Ada yang mempercayai jika sudah sampai di puncak membuat burung dara kertas yang bertuliskan keinginan masing – masing pembuat, kemudian dilemparkan ke lereng Gunung terus terbang tidak menukik, maka keinginannya akan segera terwujud.
v  Menurut cerita yang beredar karena Sang Dewi masih perawan atau jaka maka ada yang menyebutkan bahwa Gunung Putri disebut juga Gunung Jaka.
v  Alkisah dahulu kala ada seorang jejaka yang bertapa dipuncak Gunung Putri, setlah sampai 3 hari 3 malam tepat tengah malam si pertapa tersebut melihat penampakan sosok seorang PUTRI / DEWI yang sangat cantik, tidak lain yaitu Dewi Cipto Roso. Sang pertapa karena tidak kuat menahan godaan akhirnya menghampiri dan memeluknya. Tapi yang terjadi adalah Dewi itu ternyata hanya halusinasi dan berubahlah Dewi itu menjadi pohon salak. Sehingga si Pertapa kesakitan memeluk pohon salak. Mulai dari saat itu ada larangan tidak boleh bertapa di Puncak Gunung Putri jika masih dalam keadaan Perawan ataupun Jaka.



------------------------- @ (Semoga Bermanfaat) @  - -------------------------------

Postingan terkait:

8 Tanggapan untuk "Sejarah singkat Gunung Putri Desa Jingkang dan Desa Kalitapen"

  1. mungkin ada fersi lain yg lebih mendekati..... ini terlalu di pas paskan dengan tempat dan nama lokasi....

    BalasHapus
  2. mungkin ada fersi lain yg lebih mendekati..... ini terlalu di pas paskan dengan tempat dan nama lokasi....

    BalasHapus
  3. Mantap gan, terimakasih atas referensi, mari kita nguri2 kebudayaan Banyumasan

    BalasHapus
  4. Mantap gan, terimakasih atas referensi, mari kita nguri2 kebudayaan Banyumasan

    BalasHapus
  5. Sejarah singkat Gunung Putri Desa Jingkang dan Desa Kalitapen
    judi togel online dengan presentase kemenangan tertinggi
    Untuk info lebih lanjut bisa melalui:
    Proses deposit dan withdraw tidak terbatas dan 24 jam online hanya untuk member setia kami

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    whatup : 08122222995

    BalasHapus
  6. Banyak versi cerita antara mitos dan sejarah.

    BalasHapus