Sejarah
Gunung Putri by Romo
Sumeri Carwin
Ki Kartadi (kuncen Gunung Putri) dengan Moh Cipto Waluyo, S.AP S.Pd
ASAL MUASAL
Menurut cerita
dahulu kala ada 2 kerajaan yang mengawali asal muasal terjadinya nama Gunung
Putri. Dimana cerita ini sudah hampir tidak dikenal lagi dikalangan warga
masyarakat sekitar dikarenakan kepedulian terhadap generasi penerus terhadap
informasi sejarah mengenai Gunung Putri. Untuk itu kami sampaikan informasi
yang saya dapat dari orang - orang terdahulu.
Romo Sumeri Carwin (Narasumber / Sejarawan Gunung Putri)
KISAH KERAJAAN PAJAJARAN
Alkisah
diceritakan bahwa dikerajaan Pajajaran mempunyai beberapa putra mahkota. Dimana
semuanya berpotensi menjadi raja berikutnya. Nama para pangeran itu yaitu :
1. Banyak
Catra
2. Banyak
Blabur
3. Banyak
Ngangsar
4. Banyak
Ngampar
Selayaknya
para anak raja, mereka mempunyai seorang guru yang sangat sakti dan hebat. Baik
ilmu beladiri / olah kanuragan maupun olah kejiwaan. Semua belajar dengan
sangat rajin dan serius sehingga tumbuhlah menjadi pemuda – pemuda yang
mumpungi.
Alkisah
diceritakan bahwa yang akan menjadi raja adalah putra sulung yaitu Pangeran
Banyak Catra. Namun dalam kenyataanya ada sang adik yang ingin menjadi raja
sehingga terjadi perebutan gelar putra mahkota, dengan berbagai pertimbangan
akhirnya sang raja memberikan tugas kepada semua putra – putranya untuk
melakukan semedi disuatu tempat menurut instruksi sang Guru.
Kisahpun
berlanjut. Para pangeran melakukan semedi atas dasar perintah dari sang raja.
Semua menjalani dengan sangat serius, namun disini dipilihlah yang terbaik dari
yang baik. Para remaja tanggung itu memang remaja yang hebat – hebat. Alkisah
semedi yang paling sempurna jatuh pada pangeran Banyak Catra, sehingga sang
guru menghampirinya dalam ghaib dan memberikan cinderamata berupa Cincin
Perubah Wujud. Dimana bila cincin itu dipakai maka akan berubah menjadi seekor
kera dengan julukan LUTUNG KASARUNG.
Untuk menjadi
seorang raja tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Seorang raja
yang hebat haruslah raja yang punya pengalaman / petualangan yang luas dan
mempunyai seorang permaisuri yang hebat pula. Untuk melengkapi persyaratan
itulah kemudian Pangeran Banyak Catra diperintahkan ayahnya untuk mengadakan
petualangan.
Alkisah
diceritakan bahwa dalam berpetualangan tidak boleh menunjukan jatidiri pada
orang lain, sehingga perjalanan petualang ini dilakukan seorang diri dan
menyamar menjadi orang biasa dengan nama KAMANDAKA. Setelah beberapa tahun
sampailah kamandaka di kerajaan PASIR. Letaknya di Karang Lewas PURWOKWERTO.
Disana kamandaka menjalani kehidupan layaknya rakyat biasa.
KISAH KERAJAAN PASIR LUHUR
Diceritakan
bahwa dikerajaan Pasir sang Raja memiliki 9 anak, dan semuanya putri.
Diantaranya yang dikenal yaitu :
·
Dewi Purba Larang
·
Dewi Purba Sari
·
Dewi Rantam Sari
Dari
kesembilan itu yang paling menarik dan yang paling cantik adalah putri yang
terakhir yaitu Dewi Rantam Sari, karena paling cantik dan paling menarik itulah
dewi Rantam Sari mendapat julukan Dewi CIPTOROSO yang artinya seorang dewi /
putri yang dapat menCIPTAkan RASA suka dan tertarik jika melihatnya.
BERTEMUNYA KAMANDAKA & DEWI CIPTO ROSO
Alkisah
diceritakan bahwa suatu hari sang Dewi Cipto Roso berjalan – jalan di
lingkungan kerajaan, dan pada suatu tempat ada seorang pemuda yang sedang
mengadu jago dipasar, melihat Dewi Cipto Roso berjalan – jalan. Karena
kecantikan paras dan perilakunya akhirnya sang pemuda yaitu KAMANDAKA menaruh
hati pada DEWI CIPTO ROSO yang telah menciptakan rasa suka dan cinta dihatinya.
Sang pemuda
yaitu kamandaka merasa penasaran dengan kecantikan sang Dewi Cipto Roso,
sehingga terus menerus mencari informasi dan cara untuk dapat mendekatinya. Diceritakan
pada suatu hari di tempat untuk bersantai oleh Dewi Cipto Roso, ia melihat ada
monyet sendirian yang berkeliaran disekitar tempatnya sehingga memerintahkan
prajurit untuk menangkapnya. Memang hal tersebut yang diinginkan si monyet maka
monyet pun dengan senang hati ditangkap dan dijadikan teman bermain oleh Dewi
Cipto Roso.Pada saat Dewi Cipto Roso sendirian, si monyet LUTUNG KASARUNG
berubah menjadi sosok pemuda yang sangat tampan bernama KAMANDAKA. Akhirnya
mereka saling menaruh hati dan saling mencintai.
Raja Pasir
merasa janggal dan curiga melihat putri bungsunya mempunyai kegemaran ngobrol
dengan seekor monyet yang ternyata bukan monyet sembarangan. Monyet itu akan
berubah menjadi manusia hanya bila berdua saja dengan Dewi Cipto Roso.
ALASAN TIDAK DIRESTUI HUBUNGAN KAMANDAKA & DEWI CIPTO ROSO
Seperti
pepatah bahwa “Sepandai – pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga” sepintar
pintarnya menyembunyikan jati diri si monyet akhirnya ketahuan jugaoleh raja
pasir bahwa monyet itu adalah monyet
yang dapat berubah menjadi manusia. Raja Pasir sangat marah dan tidak setuju
anak bungsunya berpacaran dengan rakyat biasa yang bukan keturunan raja apalagi
monyet KAMANDAKA juga dikenal seorang pencuri handal dijuluki MALING JULIG.
Suatu ketika
pada waktu monyet LUTUNG KASARUNG berkunjung ketempat Dewi Cipto Roso,
digrebeglah si monyet itu akan dibunuh, tapi berkat kelinuwihan ilmunya si
monyet lutung kasarung akhirnya berubahlah menjadi kamandaka. Kamandaka
berusaha menghindari perkelahian dengan berlari terus sampai di tepi sungai.
Karena terdesak akhirnya Kamandaka / Banyak Catra terjun kesungai yang sangat
dalam tersebut. Diceritakan bahwa sungai tersebut ternyata ada penguasa yang
menghuninya yaitu seekor naga yang sangat buas. Melihat ada mangsa manusia
terjun kesungai, sang naga pun dengan sigapnya langsung menerkam, tetapi karena
kamandaka memang pemuda yang cukup tinggi ilmu beladirinya akhirnya kamandaka
dan ular naga pun bertanding sampai naga tersebut mati. Kematian naga tersebut
berubahlah menjadi sebatang ranting yang bila dipakai tidak merasa diair,
tetapi seperti biasa saja di daratan. Hal inilah yang menyebabkan salah satu
factor Kamandaka menjadi selamat dari kepungan Prajurit Kerajaan Pasir.
DIJODOHKAN DEWI CIPTO ROSO & PRABU PULE BAHAS
Sebagai ayah,
Raja Pasir sangat malu putri terakhirnya pacaran dengan orang biasa, sehingga
diperkenalkan Dewi Cipto Roso dengan seorang raja dari cilacap yang bernama
PRABU PULE BAHAS.
Diceritakan
bahwa pinangan prabu Pule Bahas dengan sangat terpaksa diterima oleh Dewi Cipto
Roso. Pernikahan akan segera dilaksanakan tetapi Dewi Cipto Roso mengajukan
syarat atas usulan dari LUTUNG KASARUNG. Syarat itu adalah Prabu Pule Bahas
supaya menggelar kain putih dari Kerajaan Pasir sampai Cilacap. Karena sangat
ingin memilikinya maka Prabu Pule Bahas pun ternyata berhasil melaksanakannya.
Akan tetapi ternyata pada saat penggelaran kain selesai munculah seekor monyet
yang menyerang Prabu Pule Bahas sampai kocar – kacir. Alkisah diceritakan bahwa
Prabu Pule Bahas akhirnya digulung jasadnya oleh Lutung Kasarung atau Banyak
Catra sampai ke Cilacap dan masuklah jasad Prabu Pule Bahas ke Laut Selatan
sehingga berubah menjadi BUAYA PUTIH.
Kabar berita
kematian Prabu Pule Bahas sontak membuat para prajurit dan rakyatnya marah
kepada Kerajaan Pasir. Akhirnya prajurit dari Kerajaan Cilacap menyerang
Kerajaan Pasir dengan adu tanding sesame prajurit denggan saling BERADU atau
GOL – GOLAN di dekat kerajaan Pasir. Sehingga tempat tersebut sampai sekarang
di namakan DESA PEJOGOL.
DIJODOHKAN DEWI CIPTO ROSO & ADIPATI MRUYUNG
Sang Raja
Pasir tidak kehabisan akal untuk menikahkan putrinya yaitu Dewi Cipto Roso.
Diceritakan bahwa Raja Pasir akhirnya menjodohkan Dewi Cipto Roso dengan
bangsawan dari Ajibarang yang bernama ADIPATI MRUYUNG. Diceritakan bahwa
Adipati Mruyung adalah orang yang sangat kaya dan sakti. Kesaktiannya belum ada
yang mengalahkannya. Adipati Mruyung meminang Dewi Cipto Roso dengan membawa
berbagai macam hasil bumi yaitu sembako dengan jumlah yang sangat banyak.
Adipati
Mruyung meminang Dewi Cipto Roso tapi sebelum sampai di kerajaan Pasir
rombongannya dihadang oleh seekor monyet LUTUNG KASARUNG yang ternyata adalah
Kamandaka. Kamandaka berusaha keras membubarkan rombongan Adipati Mruyung.
Meskipun seorang diri ternyata Kamandaka berhasil memaksa dan memukul mundul
rombongan Adipati Mruyung sampai babak
belur. Disuatu tempat diceritakan bahwa sembako BERAS yang dibawa oleh
rombongan Adipati Mruyung sampai tumpah berhamburan, tempat itu sampai sekarang
disebut dengan nama GERBEAS. Rombongan Adipati Mruyung mundur terus sampai
disuatu tempat Cabe/Lombok CENGIS yang dibawanya tumpah juga, dan sampai
sekarang tempat tersebut diberi nama KARANG CENGIS, ada di Desa Lesmana.
Kekalahan yang dialami Adipati Mruyung sangat parah, pertarungan dengan
Kamandakapun sangat sengit dan berakhirnya pertarungan ini ketika Adipati
Mruyung meninggal dunia.
Alkisah
setelah pertarungan berakhir Kamandaka lari kearah selatan dan istirahat untuk
melaksanakan solat DUHUR di waktu LINGSIR /sianghari, konon tempat tersebut
dikenal dengan nama PASIR LUHUR, ada di Desa Sawangan.
Meninggalnya
Adipati Mruyung dimakamkan dengan baik oleh penduduk Desa Ajibarang. Konon
menurut cerita siang hari dimakamkan dan tengah malam keluar suara meledak yang
ternyata adalah jasad Adipati Mruyung yang keluar dari pemakamannya. Oleh warga
sekitar dikubur/dimakamkan kembali pada siang hari dan keluar lagi pada tengah
malam, berulang dan berulang sampai akhirnya sampai sekarang dibiarkan tetap
berada diatas pemakaman sampai mengeras dan membatu. Menurut cerita yang
beredar hal ini terjadi karena Adipati Mruyung semasa hidupnya menggunakan
SUSUK untuk kesaktiannya dan bumi tidak mau menerima jasad orang yang memakai
susuk. Ceritapun berlanjut.
MINGGATNYA DEWI CIPTO ROSO DARI KERAJAAN PASIR
Dewi Cipto
Roso merasa sakit hati karena cintanya tidak direstui dan sangat tidak senang
jika dirinya selalu dijodohkan oleh orang tuanya. Diceritakan karena galaunya
hati Dewi Cipto Roso akhirnya kabur dari kerajaan untuk pergi mencari cintanya.
Disuatu tempat sampailah ditempat yang sangat bagun pemandangannya, dalam
bahasa jawanya “jan genoh koh di SAWANG – SAWANG apik tenan” maka untuk
mengenang tersebut yang indah maka di kasih nama SAWANGAN. Perjalanan terus
dilakukan sampai akhirnya Dewi Cipto Roso kelelahan dan duduk – duduk /MUNGGUH
– MUNGGUH ditempat yang lumayan tinggi, dan sampai sekarang tempat itu diberi
nama MUNGGUHAN.
Perjalanan
terus dilakukan di pedesaan dan sampailah Dewi Cipto Roso di hutan Belantara.
Didalam hutan karena berjalan terus menerus akhirnya kecapean dibawah kayu
besar yang rindang dengan duduk diatas batu elips. Sambil menangis Dewi Cipto
Roso pun berbicara sendiri mengenai nasibnya.
Kepergian Dewi
Cipto Roso tanpa pamit pada ayahandanya yaitu Raja Pasir sangat membuat
kehilangan. Raja Pasir yang tidak lain yaitu ayah Dewi Cipto Roso memerintahkan
prajurit untuk mencarinya, sampai pada suatu tempat dihutan belantara, para prajurit menanyakan kepada orang yang
sedang mencari kayu bakar dihutan. Orang tersebut memberitahu kalau dia melihat
seorang wanita cantik duduk – duduk di bawah pohon besar sambil menangis dan
berbicara (CENTENG – CENTENG) membicarakan nasibnya sendiri. Setelah diperiksa
ternyata Dewi Cipto Roso sudah pergi dari tempat tersebut, karena tadi
terdengar CENTENG – CENTENG orang berbicara maka tempat itu di kenal dengan
nama WATU KENTENG. Konon cerita batu yang digunakan untuk duduk Dewi Cipto Roso
oleh prajurit di tandai dengan cara dibuat lubang ditengah seperti LESUNG.
Menurut mitos ada yang mengatakan barang siapa yang dapat mengangkat BATU
tersebut 3x sampil bersila, maka kelak akan menjadi orang sukses. Sampai
sekarang WATU KENTENG tetap masih ada tapi Batunya sudah tidak ada lagi karena
ada yang mengambilnya.
MURCA (MENGHILANG DENGAN TUBUHNYA) DI PUNCAK GUNUNG PUTRI
Perjalanan
Dewi Cipto Roso terus naik kepuncak gunung, disana sang Dewi Cipto Roso
bersemedi meminta petunjuk kepada yang Kuasa. Pada saat itulah prajurit
menemukanya tetapi Dewi Cipto Roso tidak mau kembali ke Kerajaan Pasir. Dengan
seijin yang maha kuasa akhirnya Dewi Cipto Roso dihilangkan dari pandangan mata
manusia / MURCA (Menghilang dengan jasadnya di puncak gunung). Menghilangnya
jasad dengan penuh sehingga Dewi Rantam Sari/ Dewi Cipto Roso mendapat julukan
nama yaitu Dewi SITI RAHAYU. Mulai saat itulah dinamakan GUNUNG PUTRI.
KISAH SELANJUTNYA TENTANG KAMANDAKA
Diceritakan di
Kerajaan Pasir sang raja mengadakan sayembara untuk menangkap dan membunuh
Kamandaka. Banyak para pendekar sakti mengikutinya tapi semuanya kembali sia –
sia, tidak ada yang berhasil.
Suatu hari ada
seorang pemuda yang mengikuti sayembara dan menyatakan SANGGUP untuk menangkap
dan membunuh Kamandaka/Banyak Catra, pemuda pemberani itu bernama Banyak
Blabur.singkat cerita Banyak Blabur pun mulai melakukan pengelanaan untuk
menangkap dan membunuh Kamandaka.
Diceritakan
suatu hari Banyak Blabur mendapati Kamandaka dan tanpa banyak basa – basi
langsung menangkapnya, namun karena sama – sama mempunyai ilmu beladiri yang tangguh
mereka pun kejar – kejaran / SLASAP – SLUSUP saling menghindari serangan.
Proses ini cukup lama sehingga banyak yang menandai sekitar lokasi dengan nama
PANUSUPAN.
Pertarungan terus berlangsung antara Banyak Blabur dengan
Kamandaka, mereka bertanding sama kuatnya saling beradu ilmu kanuragan dan
kadigdayaan sehingga sekitar lokasi tersebut sampai sekarang dinamakan KLAPA
GADING. Lokasi ini menjadi nama desa yang ada di Kec. Wangon.
Disuatu tempat pertarungan terus
berlangsung, sesekali mereka saling ejek dan saling Tanya, tentang maksud dan
tujuan mereka bertarung. Disuatu lokasi bebatuan Kamandaka dan Banyak Blabur
saling NITENI / mengingat – ingat untuk kedepan tentang pertarungan sengit
tersebut. Tempat tersebut menurut cerita di namakan WATU KENITEN.
Bertarung
dengan tidak ada yang kalah membuat mereka mengalami kecapean. Disuatu tempat
mereka menjumpai ada batu besar, disitulah Banyak Blabur berdiri di bawah batu
dan Kamandaka berdiri diatas batu besar. Konon Kamandaka berkata “Kalau kamu
berani, sini naik keatas kita tanding. Aku adalah Banyak Catra putra mahkota
Raja Pajajaran”, mendengar kamandaka berkata seperti itu, maka Banyak Blaburpun
berkata “Kalau kamu berani, turun sini dan bertanding, dan jika kamu Banyak
Catra putra Raja Pajajaran, maka ceritakan siapa saja saudara Banyak Catra dan
tunjukan senjata identitas kerajaan”. Mendengar Banyak Blabur berkata seperti
itu, maka Kamandaka menjawab”aku memang Banyak Catra, adikku bernama Banyak
Blabur, Banyak Ngangsar, Banyak Ngampar. Dan ini senjata kerajaanku yaitu
KUJANG”. Melihat Kamandaka dapat menyebutkan dan menunjukan bukti dirinya
sebagai anak raja Pajajaran, maka Banyak Blabur pun terkejut karena mengetahui
ternyata Kamandaka adalah Banyak Catra yang tidak lain adalah kakak kandungnya
sendiri. Akhirnya mereka saling berpelukan dan bercerita berbagai kejadian yang
telah terjadi. Batu besar yang menjadi saksi pertemuan Banyak Catra dengan
Banyak Blabur diberi nama WATU SINOM, karena bertemu dengan saudara muda /
kadang Anom.
Banyak Blabur
menceritakan maksud dan tujuannya mencari kakaknya Banyak Catra, yaitu untuk
menjemput kakaknya pulang karena akan dinobatkan sebagai raja pajajaran.
Sebelum Banyak
Catra kembali ke Pajajaran, Banyak Blabur menceritakan pada Banyak Catra bahwa
dirinya sedang mengikuti sayembara untuk membunuh Banyak Catra, dan sebagai
bukti supaya membawa hatinya. Akhirnya Banyak catra mencari ide hingga akhirnya
melihat seekor anjing lewat. Anjing itu
akhirnya oleh Banyak Blabur ditangkap dan diambil hatinya.
Banyak Catra dan
Banyak Blabur bersama – sama kembali ke Pajajaran tapi Banyak Blabur mampir
dahulu ke Kerajaan Pasir untuk memberikan informasi bahwa Banyak Catra sudah dibunuh dan hatinya
dibawa sebagai bukti. Yang ternyata hal tersebut tidak pernah terjadi. Setelah selesai
urusannya maka Banyak Blabur pun menyusul kakaknya, Banyak Catra kembali ke
Pajajaran.
NAMA – NAMA TEMPAT YANG ADA DI GUNUNG PUTRI
1. Panembahan
Gunung Putri
foto didepan panembahan
Merupakan tempat
akhir Dewi Rantam Sari / Dewi Cipto Roso / Dewi Siti Rahayu MURCA / menghilang
dengan tubuhnya. Sampai sekarang tempat ini dibangun Petilasan untuk
mengenangnya, berupa Gubug yang didalamnya terdapat satu buah kursi. Konon
dipercaya kursi itu digunakan Dewi Cipto Roso ketika mewujudkan diri untuk
istirahat.
2. Watu
Kenteng
Tempat persinggahan
Dewi Cipto Roso sambil duduk diatas batu. di mitos batu itu dipercaya membawa
hoki jika dapat mengangkat 3 kali sambil duduk sila.
3. Mujan
Yaitu tempat
untuk melakukan PAMUJAAN. Dahulu kala tempat ini sering sekali ada Sajian /
SAJEN apalagi untuk meminta hujan. Di Mujan ini sampai sekarang masih ada mitos
bahwa jika kebetulan dimujan bias menjumpai berbagai buah – buahan yang
sebenarnya tidak ada, maka siapa yang memergokinya harus makan ditempat, tidak
boleh ada sedikitpun yang dibawa pulang.
4. Curug
Laban
Dulunya ada
curugnya dan disekitarnya ada pohon LABAN yang besar.
5. Curug
Bandungan
Disini adalah
curug yang jumlahnya ada 2 berjajaran
6. Curug
Ketek
Dulunya ada
curug yang disekitarnya sangat disukai monyet / ketek untuk tinggal disana.
7. Watu
Meja
Watu meja yaitu
suatu lokasi yang terdapat batu besar dan rata seperti meja.
8. Joglo
Adalah batu yang
berdiri miring (NJOGLOG) sebagai tempat
menaruh Sentir / Diyan / DAMAR (penerang) pada gunung dammar, penerang ini
adalah penerang ghaib yang masih suka muncul sampai sekarang, letaknya
disebelah timur gunung dammar.
9. Gunung
Damar
Lokasi
perbukitan yang ada Sentir / Diyan / DAMAR (penerang) yang kadang menyala
sendiri jika dimalam – malam tertentu
10. Dukuh
Suwung
Yaitu suatu
tempat pedukuhan yang terletak disebelah curug bandung, disana tidak ada
tanaman yang dapat menghasilkan makanan / Kosong / SUWUNG.
11. Rata
Duren
Suatu lokasi di
bawah Mujan yang tempatnya Rata terdapat pohon Durennya.
12. Rata
Kunci
Suatu tempat
sebelah utara hutan yang arealnya rata, dulu dikelola oleh Juru Kunci
panembahan Gunung Putri. Juru kunci itu bernama MBAH MIRKASAN. Juru kunci
sekarang bernama MBAH KARTADI asli orang Grumbul Wanarata Desa Kalitapen Kec.
Purwojati.
13. Wana
Rata
Yaitu lokasi
hutan Gunung Putri yang rata. Lokasi ini sekarang sudah digunakan sebagai
pemukiman.
14. Polestri
Yaitu tempat di
sebelah Rata Kunci yang khusus ditanami Pepohonan yang menghasilkan buah -
buahan
15. Bedeng
Tempat
peristirahatan / gubug yang dibangun bersama oleh warga dan pemerintah.
Sekarang bedeng ini sudah tidak ada tapi lokasi tetap masih dikenal dengan nama
bedeng.
16. Pegandonan
Yaitu suatu
tempat yang dulu sering digunakan oleh anak – anak penggembala untuk bermain
GANDON.
17. Telak
Gancet
Yaitu suatu tempat
sebelah barat BEDENG yang terjal bebatuan. Biasanya tempat ini sebagai tempat
favorit para pengendara TRIAL karena medannya yang sering menjempit (GANCET)
roda para pengendara TRIAL.
CERITA LAIN MENGENAI GUNUNG PUTRI
v Menurut
mitos karena sang penunggu yaitu Dewi Rantam sari / Dewi Cipto Roso / Dewi Siti
rahayu adalah orang yang sedang putus cinta / galau masalah percintaan maka ada
yang melarang :
a.
Membawa kekasih ke Gunung putri
b.
Berpacaran di Gunung Putri
Siapa yang
melanggarnya lambat laun pasti akan terputus dengan sendirinya. Tetapi apabila
ke Gunung Putri masih dalam proses suka, maka akan lebih dekat hubungannya.
v Menurut
sebagian kepercayaan warga, Gunung Putri merupakan tempat untuk mengukur dan
memprediksi masa depannya akan berjalan mulus apa tidak. Ada yang mempercayai
jika sudah sampai di puncak membuat burung dara kertas yang bertuliskan
keinginan masing – masing pembuat, kemudian dilemparkan ke lereng Gunung terus
terbang tidak menukik, maka keinginannya akan segera terwujud.
v Menurut
cerita yang beredar karena Sang Dewi masih perawan atau jaka maka ada yang
menyebutkan bahwa Gunung Putri disebut juga Gunung Jaka.
v Alkisah
dahulu kala ada seorang jejaka yang bertapa dipuncak Gunung Putri, setlah
sampai 3 hari 3 malam tepat tengah malam si pertapa tersebut melihat penampakan
sosok seorang PUTRI / DEWI yang sangat cantik, tidak lain yaitu Dewi Cipto
Roso. Sang pertapa karena tidak kuat menahan godaan akhirnya menghampiri dan
memeluknya. Tapi yang terjadi adalah Dewi itu ternyata hanya halusinasi dan
berubahlah Dewi itu menjadi pohon salak. Sehingga si Pertapa kesakitan memeluk
pohon salak. Mulai dari saat itu ada larangan tidak boleh bertapa di Puncak
Gunung Putri jika masih dalam keadaan Perawan ataupun Jaka.
-------------------------
@ (Semoga Bermanfaat) @ -
-------------------------------
mungkin ada fersi lain yg lebih mendekati..... ini terlalu di pas paskan dengan tempat dan nama lokasi....
BalasHapusmungkin ada fersi lain yg lebih mendekati..... ini terlalu di pas paskan dengan tempat dan nama lokasi....
BalasHapusNggonku kue
BalasHapusMantap gan, terimakasih atas referensi, mari kita nguri2 kebudayaan Banyumasan
BalasHapusMantap gan, terimakasih atas referensi, mari kita nguri2 kebudayaan Banyumasan
BalasHapusSejarah singkat Gunung Putri Desa Jingkang dan Desa Kalitapen
BalasHapusjudi togel online dengan presentase kemenangan tertinggi
Untuk info lebih lanjut bisa melalui:
Proses deposit dan withdraw tidak terbatas dan 24 jam online hanya untuk member setia kami
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : 08122222995
mantap
BalasHapusBanyak versi cerita antara mitos dan sejarah.
BalasHapus